Kisah Fiksi

 - Tuhan tak pernah menyuruhmu untuk menjadi sempurna, Tuhan hanya menyuruhmu untuk berbuat baik tanpa henti-     Entah siapapun yang memberikanmu pelajaran tentang berbuat baik, maka hargailah orang tersebut sebagaimana mereka menghargai kepercayaan bagi diri kita untuk menjadi lebih baik. Diri ini selalu bingung dengan mereka yang selalu berbuat baik kepada manusia tanpa memilah dan memilih kepada siapapun dan bagaimanapun caranya, banyak dari mereka yang dibalas setimpal akibat perbuatan baiknya dan lebih banyak lagi dari mereka yang berbuat baik memang benar-benar tidak ada balasan yang setimpal untuk dirinya. Sebenarnya apa yang mereka cari dalam berbuat baik itu.? Kebahagiaankah.? Balasankah.? atau mungkin sesuatu yang sangat irasional.      Orientasi kehidupan setiap dari kepala manusia memang berbeda-beda, ada yang berorientasi dunia untuk akhirat dan ada juga yang berorientasi dunia untuk dunia. Kita tidak berhak untuk mempermasalahkan keduanya, karena kedua-duanya adalah hak

 -Sedikit cerita tentang Tegalsari-      Tegalsari adalah nama desa yang berada di Jawa Timur,  Pada awalnya Desa Tegalsari marupakan desa perdikan, dimana desa ini merupakan hadiah atau pemberian dari sinuwun Paku Buwono ke-IV. Pada tahun 1962 pemerintah desa mengikuti tatanan pemerintah setelah sebelumnya pemerintah Desa Tegalsari menggunakan sistem desa penatan. Desa Tegalsari dibagi menjadi tiga Dukuh yaitu Setono, Jinontro, dan Gendol.   Di Tegalsari tersebutlah berdiri pondok pesantren besar yang menjadi cikal bakal berdirinya pondok-pondok yang lain semisal pondok modern Gontor.  Pada saat ini desa Tegalsari merupakan tempat wisata religi makam Ki Anom Besari, pada saat malam jum'at ramai dikunjungi oleh para peziarah dari berbagai macam daerah dan aliran yang berbeda. “ Muhammad Besari, kowe lan nyaimu pada bakala ana etan kali, kuwi tegalanku, nggon iku dak jenengne Tegalsari" - Tentang Ikhlas, Sabar dan Syukur-      Aku melihat sangat banyak orang yang ikhlas di temp

  (Indah senyuman di hangatnya malam) Setiap kali aku melihatmu, mengapa dirimu tersenyum.? Ada apa gerangan wahai kekasih.? Setiap kali masalah menimpa dirimu, kau tersenyum.? Lantas apa yang kau senyumkan kekasih.? Setiap kali kunaikan nada bicaraku, kau lagi-lagi tersenyum… heeehh apa yang membuatmu tersenyum, kekasih.? Setiap kali Setelah kau bercerita keluh dan kesah kepadaku, lagi dan lagi aku melihat dirimu tersenyum wahai kekasih… (Suatu hari yang resah) Bertanya-tanya diriku kepadamu seraya ku membalas senyummu… “Kekasih, sebenarnya hal apa yang membuatmu tersenyum selama ini.?” Dirimu tersenyum dengan senyuman manis yang khas, seraya menjawab “Diriku adalah dirimu, Dirimu adalah diriku. Lantas hal apalagi yang bisa kau sembunyikan dari diriku wahai kekasih..?” Semakin bingung diriku dibuatnya, kulontarkan lagi pertanyaan dengan nada yang rada tinggi “Itu bukan jawaban yang aku mau kekasih, lantas hal apa…..” Dirinya tersenyum kembali dengan senyuman manis

-Bukan puisi, tapi puisi- -Dari dosaku yang tak ada dosamu- Tak akan kutemukan lagi senyum manismu... Tak akan kutemukan lagi mata indahmu... Dan Tak akan pernah kurasakan lagi hangatnya tatapan cinta darimu.. Karena wajah ayah sudah menghadap kiblat Tak mampu diri ini bersandar pada kokohnya pundakmu... Tak mampu tangan ini memijat setiap lekuk sendimu... Dan Tak mampu lagi raga ini mendekap hangatnya pelukmu.. Karena tubuh ayah sudah menghadap kiblat Telah sirna suara indahmu dari telingaku... Telah sirna cinta tulusmu dari jiwaku... Tetapi mustahil untuk sirna semua rinduku pada dirimu... Karena wajah ayah sudah menghadap kiblat Cinta harga hidupku, Rindu akan dirimu mematikannya Puisi tak kubuat genap karena kepergianmu mengganjilkannya Ketika pundakmu sudah setara dengan tanah, Maka kepada siapa lagi pundak ini akan bersandar kekasih... Puisi tak berpuisi, Cinta tak mencinta, tetapi gundukan tanah tetaplah tanah Al-Fatihah untuk ayahku, ayahmu, ayah kita semua.

    Teh celup cap syukur termasuk jenis teh yang sangat langka, karena hanya bisa di dapatkan di waktu sore hari dan yang jelas setiap diri insan akan merasakan rasa dan sensasi yang berbeda-beda ketika menikmati jenis teh tersebut.       Menyeruput teh di bawah senjanya langit adalah salah satu bentuk peribadatan seorang hamba kepada Tuhannya, sayangnya peribadatan terseebut tidak mendapat lisensi dari lembaga keagamaan ternama hehehehehe.........       Menyeruput teh bagian adalah bagian dari ibadah karena jika kita menyeruput secangkir teh disertai dengan perenungan dan muhasabah diri, maka disitu diri kita akan merasakan bahwa Nikmat Tuhan pada hari itu sangatlah besar yang diberikan kepada diri kita, rasa syukur akan merasuki diri kita secara perlahan-lahan dan menanamkan benih kecintaan dalam hati kita, namun justru sangat disayangkan jikalau rasa syukur kitalah yang tertutup oleh keegoisan jiwa dan raga kita karena selalu menganggap hasil apapun yang kita capai hari ini adalah h

    Masalah adalah kesenjangan antara harapan dan realita, masalah hidup tak akan usai di lalui oleh setiap diri insan yang hidup pada kadarnya masing-masing yang telah di tentukan oleh Sang Pemilik Hidup. terlalu banyak insan yang minta kepada Tuhannya hati yang kuat, jiwa yang tegar dan raga yang tahan banting, tapi terlalu sedikit insan yang sanggup menjalani setiap permasalahan yang di berikan oleh Tuhannya. Pada hakikatnya setiap permasalahan adlah jawaban dari doa yang dipanjatkan.     Mari kita analogikan masalah dalam kehidupan ini seperti halnya anda terjatuh dalam sebuah lubang, hanya ada 2 pilihan bagi anda, yang pertama apakah anda terkubur hidup-hidup di lubang tersebut akibat anda putus asa.?, yang kedua anda akan berusaha semaksimal mungkin untuk bertahan hidup dan keluar dari lubang tersebut.?. Yang di permasalahkan dalam kejadian ini bukan seberapa dalam lubang tempat anda terjatuh itu akan mengubur anda, tetapi ini masalah seberapa cepat anda kembali berusaha keluar d